Berrrr. Segar sekali rasanya berendam di umbul yang
airnya cukup jernih ini. Percaya atau tidak silahkan anda buktikan sendiri.
Kenapa saya bisa bilang begitu, karena saya sudah membuktikannya sendiri.
Dengan kedalaman air sekitar 170 m, membuat umbul ini cukup cocok untuk
berenang. Sesekali saya juga melompat dari atas dan menceburkan diri ke air.
Wahh pokoknya seru lahh.
Awalnya sih males banget di ajak pergi ke peemandian ini.
Tapi setelah di pikir pikir nggak ada salahnya to nyobain. Ya sekali kali
berendamlah di kolam pemandian. mumpung nggak ada kerjaan.
Sampai di sana, tak di sangka banyak sekali yang berubah.
Kok bisa tahu kalo umbulnya berubah? Hi hi hi soalnya saya dulu pernah kesana
waktu masih kecil. Tapi belum sebagus ini. Sekarang banyak sekali perubahannya.
dari mulai volume airnya sampai dengan bagunan di sekitarnya. Ya, nggak
nyesel deh diajak temen kesini.
Tiket masuknya sangat murah, Cuma Rp 2000 per orang. Dan
untuk parkir juga sama Rp 2000 per motor. Nah kalo boleh saya sarankan, kalo
ingin mengunjungi tempat ini sebaiknya di lain hari sabtu dan minggu. loh Emang
kenapa? Soalnya kalo hari sabtu dan minggu banyak pengunjung yang datang
ke tempat ini.
Umbul Tirto Mulyo
Umbul dalam bahasa Indonesia berarti pemandian. Umbul yang terletak di Desa Kemasan ini menjadi salah satu wisata air yang ada di BOYOLALI tentunya. Pemandian ini konon dibangun pada masa kerajaan Surakarta dan di renovasi menjadi seperti yang sekarang ini kita lihat. Umbul ini mempunyai dua buh pintu gerbang, yang menjadi cirri khasnya dan sangat kental dengan corak kerajaan Mataram.
Air yang keluar di pemandian ini lumayan jernih dan menyejukkan. Dengan adnya pohon beringin, menambah suasana teduh dan sejuk di tempat ini. Kemudian di sekeliling mata air di bangun tembok yang cukup tinggi. Tembok tersebut di buat seperti benteng pada masa kerajaan jaman dahulu, tampa di plester dan di cat.
Menurut sumber yang di pakai. umbul ini memiliki makna “sumber” tirto berarti “air” dan mulyo bermakna “mulia” kurang lebih kalau diartikan “sumber mata air mulia”. Dinamakan demikian karena umbul ini tidak pernah mengering sampai sekarang. Oleh karena itu pemandian ini dianggap sakral oleh warga yang sering digunakan untuk bertirakat dengan “kungkum” (berendam). Sementara menjelang bulan Ramadan pemandian ini juga ramai untuk ritual padusan. Selain untuk berendam, umbul ini juga dimanfaatkan oleh para warga sekitar untuk mencuci dan irigasi persawahan.
0 Comments